Thursday, January 22, 2015

Apa itu Self-Serving

Self-serving merupakan salah satu model penjualan di mana para pelanggan yang melayani dirinya sendiri. Di Indonesia sendiri, self-serving biasanya ada di supermarket, yang di mana pelanggannya mengambil sendiri barang-barang yang diinginkannya dan kemudian membayarnya ketika akan meninggalkan toko. Salah satu contoh lain dari self-serving adalah ketika anda menggunakan mesin ATM, baik itu untuk menarik uang ataupun ketika anda ingin menabung, anda melakukan sendiri semua yang anda inginkan, bukan?

Sebenarnya sistem ini juga biasa digunakan pada rumah makan prasmanan, karena anda bisa memilih sendiri apa yang ingin anda makan dan anda juga yang menentukan seberapa banyak porsi yang ingin anda makan.

Bagi restoran yang menggunakan skema bisnis seperti ini, pemilik restoran bisa mendapat omzet yang besar, karena memang harganya biasanya sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan restoran pada umumnya. Yang membuat harga makanan di restoran dengan konsep seperti ini sedikit lebih mahal dibandingkan dengan restoran yang biasanya adalah karena restoran secara tidak langsung melakukan subsidi silang, yaitu tidak semua orang mengambil porsi yang banyak, sehingga keuntungan yang di dapat dari orang yang mengambil sedikit itulah yang bisa digunakan untuk menutupi orang yang mengambil makanan yang banyak atau bisa jadi rakus.

Keuntungan lainnya menggunakan self-service adalah tidak membutuhkan banyak orang untuk menjalankan bisnis ini, karena para pengunjung bisa mengambil apapun yang mereka inginkan sendiri, pihak penjual hanya perlu menjaga stok dari barang-barang tersebut tetap ada. Untuk usaha restoran, konsep seperti ini cukup memudahkan para chef, karena mereka hanya perlu memasak sekali mereka hanya akan memasak lagi apabila makanan yang disajikan akan habis, ini sangat berbeda apabila jika dibandingkan dengan restoran yang biasanya, yang di mana para chef harus memasak berulang-ulang tergantung dari seberapa banyak pesanan yang datang.

Keuntungan juga yang bisa didapatkan adalah bisa mendapatkan pembeli secara maksimal, karena memang pengunjung melayani dirinya sendiri, tidak tergantung dari pelayanan yang diberikan para pekerja dalam memberikan apa yang dipesan oleh para pelanggan. Karena terkadang jumlah pembeli yang datang tidak sebanding dengan kemampuan para pekerja dalam melayani pelanggannya, sehingga terkadang terjadi antrian yang diserobot, baik itu oleh para pekerjanya yang lupa siapa orang yang datang lebih dulu, atau dari para pelanggannya yang tidak bisa bersabar untuk menunggu antrian yang ada di depannya. Faktor lain yang mempengaruhi mengapa penjualan menggunakan sistem ini mampu memaksimalkan jumlah pelanggan adalah para pelanggan tidak terfokus di satu tempat, mereka hanya akan menuju ke tempat barang-barang yang diinginkannya, seperti misalnya supermarket, para pengunjung yang hanya ingin membeli daging tidak harus ikut mengantri pada bagian orang-orang yang membeli minuman, begitu juga sebaliknya.


EmoticonEmoticon